Thursday, July 22, 2021

Monday, July 5, 2021

Keluar dari Zona People Pleaser

July 05, 2021 0 Comments

 "Konon kata Reza Rahadian, di film "Kapan Kawin?" kalau mau bahagia-in orang, kitanya sendiri harus bahagia dulu"



Padahal sebagai seorang people pleaser mendahulukan bahagia sendiri itu susyeh. Ada aja ngerasa gak enak dan merasa bahwa bahagia orang lain itu bahagia kita juga. Padahal mah dia bahagia kita sengsara.

John Lenon dari kecil sudah dijejali penjelasan kalau bahagia itu kunci kehidupan. Tapi sayangnya banyak orang dulu yang mengajarkan anaknya untuk lebih membahagiakan orang lain daripada membahagiakan diri sendiri dulu. Saya lebih tepatnya lebih sering diajari untuk meraba perasaan orang lain daripada peka terhadap prasaan sendiri. Contohnya :"Kamu, kalau bicara hati-hati, nanti dia tersinggung. Atau coba kamu lakukan hal ini, dia pasti senang" meskipun itu adalah hal yang bagus diajarkan agar kita lebih peka, gw nya aja yg gak bisa mengaplikaskan secara benar dan ujung2nya saya jadi lebih mendahulukan oranglain daripada saya sendiri.



Mungkin inilah yang menjadikan saya jadi orang yang people pleaser alias orang yang selalu berusaha menyenangkan orang lain. Sampai pada titik saya sangat jenuh dan capek. "Gila ya, kok gw gak bisa bilang ENGGAK klo ada orang yang minta tolong, bahkan dengan tololnya, malah bantuin orang yang sebenarnya dia gak butuh pertolongan". Lalu, daku berasa ditabok dan diseruduk badak. Kebanting, orang yang ditolong kok ya santai-santai malah aings yang ribet.

Akhirnya, daku belajar untuk bilang ENGGAK dan juga mencoba menutup mata. Ini konteksnya ya pertolongan terselubung ya, yang berpotensi memanfaatkan. Ya kalau ada orang yang benar-benar butuh pertolongan macam kecebur got gitu, ya masa kita biarin. 

Jadi yang daku lakukan untuk keluar dari zona people pleaser adalah:

1. Belajar untuk bilang ENGGAK, NO, Maaf gak bisa, dll. Apapun lah, artinya belajar untuk menolak. 

2. Belajar untuk memilah mana yang benar2 butuh pertolongan dan mana yang tidak. Ya kalau misalnya temen kamu minta kamu ngerjain tugas kelompok seorang diri mah ya tolak atuh. Jangan mau kamu kerja sendiri sementara yang lain ngegosip, ngegosipin kamu lagi. Wah wah (i've been there soalnya, beleguk ya?) haha

3. Sadari bahwa kamu tidak akan pernah bisa membahagiakan semua orang. Mau kamu jungkir balik tralala trillili juga tetap aja pasti ada yang julid mah. Jadi, berdamai dengan omongan orang. Kalau ada yang julidin dan gak mau temenan sama kamu karena kamu gak mau dimintain tolong beliin seblak, padahal tugas lagi numpuk mah ya udah aja gak usah dianggep, mending temenan sama tukang seblaknya aja.

4. Sumpah semua step tadi tuh keliatannya aja mudah, padahal prakteknya tuh susah banget dan semua itu butuh proses yang lama, dan kamu harus legowo kalau nanti orang-orang yang pernah kamu tolong, akhirnya menjauh karena sadar kamu sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi.

Akhir kata, sayangi diri kamu sendiri jangan pernah menggantungkan kebahagiaan kamu pada orang lain, nikmatin semua proses karena semua butuh waktu dan sama sekali tidak mudah. Pada akhirnya hanya orang yang benar2 tuluslah yang akan menemani kamu melewati semuanya.

Karena bukan tugas kamu buat membahagiakan semua orang, tapi tugas kamu untuk membahagiakan diri kamu sendiri.



Jangan lupa senyum.. 


Friday, July 2, 2021

Saya, Pandemi dan Channel Youtube

July 02, 2021 1 Comments
Halo Assalamuaikum,

Pandemi udah berapa lama sih? Jujur saya termasuk salah satu yang kena dampak luar biasa. Suami saya kerja dibidang olah raga yang otomatis mati. Kerjaan saya juga tiba-tiba anyep. Luar biasa. 

Dan, tahun ini si sulung harus masuk sekolah, karena tahun kemarin ke pending. Jadi, wajib banget masuk sekolah tahun ini.

Lalu, otak terus-terusan diputer supaya masih tetap bisa makan. Satu persatu barang elektronik berpindah tangan. Saya masih tetap kuat menengadahkan tangan pada yang Kuasa. 

Saya tak pernah memikirkan besok makan apa, karena yakin Allah pasti memberikan rejekinya asal kami berusaha. Pandemi masih belum usai, entah sampe kapan. Namun, semoga kita tetap dikuatkan.

Masalah saya belum sepenuhnya selesai, namun bantuan satu persatu datang, Saya bisa menyekolahkan si Sulung. Alhamdulillah.

Satu persatu masalah terselesaikan dengan bantuan Allah yang luar biasa. Jangan pernah berprasangka buruk yakinlah pertolongan itu selalu ada.

Lalu, saya berpikir sambil jagain ketiga jagoan saya, kenapa saya tidak mengembangkan channel Youtube saya? Mungkin memang terlambat, dan rasanya support system saya juga tidak bekerja dan mendukung haha.

Jadi, mari mulai dari sekarang, meski saya tahu saingannya banyak sekali, namun kalau tidak sekrang kapan lagi? Toh, semua sudah diatur. Konsisten saja dulu.

Saya yang suka sekali berbicara tiba-tiba harus di shut down karena tidak ada teman ngobrol, maka rasanya tak salah kalau saya memilih ngoceh depan kamera yang sebenarnya masih kaku juga dan belum menemukan flow-nya. 

Hanya berbekal kamera dari HP infinix 1jutaan, dan juga lampu emergency, dan tripod milik bapak yang usianya sudah puluhan tahun. (Hasil tukar point terbang saat dulu Maskapai Simpati masih ada).

Kalau berkenan, bantu juga subs channel baru saya ya. Semoga suka :)


Satu lagi, jangan pernah putus asa semua sudah ada yang mengatur. Kita tidak tahu apa yang ada didepan. Semoga semua selalu dalam keadaan sehat ya.

Tetap jaga jarak dan patuhi prokes. Buat yang sedang isoman, semoga lekas pulih. Kalau bosan, boleh mampir di channel saya ya.

Assalamuaikum