Source: WikiHow |
Note:
Tulisan ini dibuat karena baca status FB dan juga karena baru saja dinyinyirin hamil anak ke-3 padahal anak pertama dan kedua masih kecil.
"Yey, hamil deui? Jiga anu kaurus wae, budak dua pengasuh dua. Budak tilu pengasuhna rek tilu oge?"
Artinya kira-kira begini: "Ih, hamil lagi? Kayak yang bisa ngurusnya aja. Anak dua aja pengasuhnya dua, nanti anak tiga pengasuhnya mau tiga juga?"
SUMPAH PENGEN NYUMPEL MULUTNYA PAKE ULEKAN BEKAS SAMBEL PEDEESS...
Saya tak habis pikir, kenapa banyak wanita yang kerap kali melontarkan ucapan yang justru menyakiti perasaan wanita lain.
Apa karena ingin dianggap lebih hebat dan superior? Atau justru merasa kedudukannya terancam, atau malah iri?
Persaingan demi persaingan terus terjadi. Ibu bekerja di kantor vs bekerja di rumah, saya menyebutnya bekerja di rumah, karena seorang Ibu yang tak pergi ke kantor pun tetap bekerja.
melahirkan normal vs ceasar, ASI vs Sufor, sampai... ibu yang ikut tidur siang pas anaknya tidur aja bisa jadi salah. ASTAGHFIRULLAH. Cageur, Bu?
Banyak hal di dunia ini yang dapat memicu perdebatan, tapi kita semua setuju kan jika semua Ibu pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya? Dan tidak semua wanita itu sama, tingkat kekuatan semua orang itu berbeda. Apa salahnya sih saling mendukung, selama si Ibu itu tidak memukul atau menyiksa anaknya?
Kadang, saya sering mikir, Ibu-ibu dengan mulut pedas ini tidak sadar telah menyakiti wanita lain, atau malah sengaja? Atau Ia iri? Merasa berbangga hati gitu, karena rumah selalu kinclong, makanan selalu tersedia, dan anak-anak selalu wangi semerbak, dan nyinyirin ibu lain yang gak bisa kayak dia, lalu menuntut hal demikian juga. BU, suaminya aja gak protes.
Apakah kenyinyiran ini juga dibilang basa-basi? Basa basi itu masih banyak selain:
"Ih, gendutan ya sekarang?"
"Kok makin kurus, auranya jadi gak keluar"
atau
"Anak-anaknya kurusan ya, susah makan, ya? Kasian, kasih vitamin ini deh, takut kurang gizi".
"Ih anaknya gendut banget, kasian loh jeng, ntar obesitas."
zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz....kaannn salah mulu...............
Apakah Anda iri...
Iri pada ibu yang bekerja kantoran, karena ternyata suami Anda tak mengijinkan sedangkan Anda mulai setres dengan pekerjaan domestik rumah tangga, dan akhirnya nyinyir sama Ibu lain yang kebetulan bekerja di kantor?
Iri pada ibu yang ikutan tidur saat anaknya tidur siang, karena suami atau mertua Anda tak mengijinkan tidur siang, karena menuntut rumah selalu bersih. Sehingga nyinyir ibu lain yang bisa istirahat sejenak bersama anaknya, padahal ya sama-sama capek juga.
Tak usahlah Bu, iri dengan kehidupan wanita lain. Dulu, yang pacaran kan Ibu sendiri ma calon suami. Kalau ternyata suami Ibu tak mengijinkan bekerja di kantor, tak membantu pekerjaan domestik rumah tangga, atau semua kekurangan lain. Itu adalah risiko yang harus Anda ambil, karena kita sendiri tak pernah tahu dengan masalah yang dialami wanita lain.
Anda mungkin tak tahu jika wanita ini ingin sekali mengantarkan buah hatinya pergi sekolah, lalu arisan dengan orang tua murid lain, jajan bakso bareng dan kegiatan lain.
Anda mungkin tak tahu jika ibu yang tidur siang ini, rela bangun setelah sholat malam dan bebenah rumah agar rumah tetap beres.
Dan masalah-masalah lain yang rasanya tak pernah habis, KARENA SEMAKIN DEWASA, MASALAH AKAN SEMAKIN BANYAK SEDANGKAN SAHABAT AKAN SEMAKIN SEDIKIT.
Tak perlu lah Anda tambah dengan komentar pedas prasangka dan nyinyiran tak berfaedah itu. Mengapa sesama wanita kita tak saling support saja? Sesulit apa sih ngerem berkomentar negatif?
Mending saling mendoakan, doakan teman kita yang belum punya momongan agar segera diberi momongan, doakan semuanya bahagia dunia akhirat da teu rugi.