Friday, October 23, 2015

Teruntuk Tuan



Teruntuk Tuan,

Tuan, lama tak bersua..entah bagaimana kabarmu kini.
Satu yang pasti, sisa-sisa mu masih berbekas di sini, jauh disalah satu bilik hati ini.
Masih tersimpan di sana, rasa pilu dan sayatan yang kamu tinggalkan.



Oh, Tuan...kamu masih bisa tertawa..
Sedangkan aku? Bersimpuh dalam duka dan kepiluan,
Apakah kamu tertawa puas melihat setiap tetes air mata yang keluar ini?
Dan setiap butiran air mata ini membuatku menyesal..

Menyesal mengapa harus saya tangisi?
Mengapa saya harus mengingat dan mengorek luka ini setiap kali mengingat nama Tuan.

Tuan, rasanya sudah cukup saya terpaku meratapi hidup,
Tuan, ini saatnya saya bangkit dan mulai melangkah,
Tuan, terima kasih atas rasa sakit ini,
Terima kasih karena telah mengajarkan saya bagaimana rasa sakit itu,
Terima kasih Tuan, karena semua ini saya belajar untuk berjalan kembali.

Tuan, semua awal pasti ada akhir.
Dan ini adalah akhir dari episode Anda.

Dan ini, adalah awal dari episode Saya.
Sudah cukup saya terpuruk dan memaki Anda.
Ini saatnya saya bangkit.
Setiap langkah besar selalu diawali dengan langkah kecil.
Dan saya akan bahagia bersamanya, bersama luka yang Tuan goreskan.


Semoga sehat selalu dan panjang umur Tuan,
agar sakit ini hinggap di hatimu suatu saat ini.


Bandung, 23 Oktober 2008
Saat warna langit begitu jingga



*Blogpost ini diikutsertakan dalam giveaway #AwalYangBaru kakira.my.id


4 comments:

  1. Woooohh tulisannya menyayat hati..
    Semangat #awalyangbaru !

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Mba.. makasih... Semangat #AwalYangBaru

      Delete
    2. This comment has been removed by the author.

      Delete
  2. Tulisan yang menyayat hati. Semoga #AwalYangBaru nya berjalan sesuai yang di harapkan. Aamiin. :)

    ReplyDelete