Monday, November 2, 2015

Terima kasih Pak Raden


Sometimes a Hug is all you need to make you feel better
Sebuah lukisan yang indah dari Mas Sofyan Syarief


Hari minggu di tahun '90an...

Jam 7, saya sudah bangun, sudah mandi dengan rambut dikuncir kuda dengan ketat, Ibu saya tidak memperbolehkan ada sehelai rambutpun yang keluar dari jalurnya :D



Saya sudah duduk manis depan TV sambil sarapan nasi kuning yang dibeli dari warung tetangga.
IYA! yang saya tunggu yang film kartun, bukan manusia srigala jadi-jadian ataupun manusia harimau hehe

Saya menunggu doraemon dan Si Unyil. Si Unyil pada masa keemasannya adalah anak lugu yang gak keluar masuk pabrik, setiap ceritanya selalu menyisipkan pesan moral tanpa menggurui.

Kehadiran Unyil, Ucrit, Usro, Meilani, Pa Ogah, Pa Raden, Mbok Bariah, Bu Raden, dan Orang Gila dengan nyanyianya "di mana anakku, dimana anakku.." selalu membuat saya amaze dengan barang-barang rumah tangga dan rumah-rumah yang tampak real dan mungil, saya pengen banget punya rumah-rumahan mungil kayak di film unyil :D

Tapi, ada satu episode yang justru membuat saya berhenti menonton Si Unyil, kalau tidak salah, episode tentang Si Unyil dan teman-temannya yang nyasar ke negeri Mesir atau timur tengah, entah episode apa itu saya juga lupa-lupa inget, tapi yang pasti, episode itu membuat saya ketakutan.

Saya yang pada dasarnya penakut dan tidak pernah berani berada di tempat asing sendirian, langsung merasa "keueung" kalau kata orang sundanya, klo basa Indonesianya, apa ya? Takut yang berlebih mungkin ya..

Malamnya, saya bermimpi nyasar di negeri timteng dan di culik..haha parno berlebih, dan saya mulai jarang-jarang nonton unyil..

Si Unyil mulai terlupakan dengan banyaknya siaran dari tv swasta, terkalahkan oleh sailor moon dan ksatria baja hitam, terkalahkan oleh sinetron-sinetron. Akhirnya terlupakan oleh saya.

Sampai muncul laptop Si Unyil yang tentu saja berbeda dengan cerita unyil jaman dulu, lalu beberapa minggu ke belakang, Pa Suyadi menerima hadiah sebuah rumah yang di tayangkan di RCTI. Memori lama tentang Si Unyil kembali muncul, sedih karena ternyata orang besar di baliknya harus hidup berpindah dari satu kontrakan ke kontrakan lain karena royalti yang tak pernah di bayarkan.

Selamat jalan Pak Raden, terima kasih atas semuanya.. dan seperti dalam video ini, ucapan terima kasih saja tidak cukup..
Terima kasih karena telah menggoreskan kebahagian di masa kecil saya dengan adanya unyil.
Terima kasih atas semuanya...

Semoga engkau tenang di sana..





5 comments:

  1. si unyil memang legenda cerita anak-anak yah mbak :)
    semoga Pak Raden tenang di alam sana, amin..

    ReplyDelete
  2. 1. Lukisannya itu bagusss banget mbak
    2. Saya dlu juga seneng banget nonton si Unyil. Btw, inget temennya pak Ogah, pak Ableh gak? Hehehe..
    Turut berduka cita atas kepergian pak Raden, beliau sdh menemani masa kecil kita.

    ReplyDelete
  3. Pak Raden ini telah membuat masa kanak - kanak saya indah, semoga bapak diterima ditempat terindah dan diampuni segala dosa dosa nya Aamiin

    ReplyDelete
  4. Saya dimasa anak2 juga penggemar unyil...tp dulu sering sebel sama pak raden karena pelit...:-)

    ReplyDelete
  5. Unyil itu benar-benar mengisi keceriaan masa kecil di minggu pagi
    Selalu ingat depan serial unyil "hompimpa alaihum gambreng, unyil kucing"
    Dan selalu inget pa raden yang marah-marah karena buah jambunya dipetik anak-anak..
    Semoga kebahagian hasil karya pak raden menjadi ladang amal beliau yang terus mengalir. Aamiin

    ReplyDelete